Home » Kemenangan AS Roma atas Como 1907 itu Seperti Rindu, Dendam Harus Dibayar Tuntas

Kemenangan AS Roma atas Como 1907 itu Seperti Rindu, Dendam Harus Dibayar Tuntas

oleh Rizky Benang
A+A-
Reset
Kemenangan AS Roma atas Como 1907 itu Seperti Rindu, Dendam Harus Dibayar Tuntas

Kekalahan I Lariani atas I Lupi sungguh anti klimaks, karena dalam dua laga sebelumnya melawan Fiorentina dan Napoli, Como berhasil merebut tiga poin. Gara-gara Roma, gagal sudah tren positif I Lariani.

Sedangkan, I Lupi berhasil mempertahankan tren positifnya menjadi kemenangan keempat secara beruntun.

Pertandingan yang berlangsung di stadion Olimpico, kandang Roma, Senin (3/3/2025) dini hari WIB berakhir dengan skor 2-1. Kemenangan ini menjadikan Roma naik peringkat kedelapan klasemen dengan 43 poin dari 27 laga.

Sementara, I Lariani harus puas dengan tetap berada di peringkat tiga belas klasemen dengan 28 poin.

Kerinduan Roma kepada Como

I Lupi tampaknya memendam rindu yang sangat kuat kepada I Lariani. Pasalnya, pertemuan sebelumnya itu berakhir dengan kekalahan yang sangat pahit bagi AS Roma!

Bagaimana tidak, saat itu kasta antara I Lupi dan I Lariani bagaikan langit dan bumi. Kendati demikian, justru Roma lah yang diporak-porandakan Como 1907.

Apalagi kemenangan yang ditorehkan Como terjadi ketika masa injury time babak kedua oleh Alessandro Gabrielloni pada menit ke 90+3 dan Nico Paz yang menutup makan dengan desert gol pada menit ke 90+7.

Maka tidak heran jika Roma memendam kerinduan teramat dalam. Dendamnya begitu kesumat. Perbedaan peringkat klasemen pada saat itu juga menjadi alasan memalukannya. Saat itu Como berada di peringkat enam belas, dan Roma di peringkat sepuluh klasemen.

Dendam yang dibayar tuntas

Dalam rangka membalas kekalahannya atas Como, Roma hampir saja dimakan kembali. Bagaimana tidak, pertandingan babak pertama justru dikendalikan oleh I Lariani.

Roma menang dengan susah payah meskipun disaksikan pendukungnya sendiri. Bahkan I Lupi di babak pertama kecolongan terlebih dahulu oleh gol Lucas Da Cunha pada menit ke-44 berkat umpan terobosan dari Maximo Perrone.

Roma benar-benar goyah dikendalikan Como. Sebelum gol Como terjadi, sebelumnya Roma juga terancam dengan sundulan Kempf berkat umpan dari Da Cunha. Meskipun tidak membuahkan gol, tetapi itu membuktikan bahwa Roma sulit sekali menembus pertahanan Como.

Seolah tak mau malu di rumah sendiri, Roma juga menunjukkan taring serigalanya dengan tendangannya Dybala dari hasil umpan tarik Soule, tapi sialnya bola masih bisa diselamatkan oleh penjaga gawang.

Saking bebalnya pertahanan Como menghadang Roma, I Lupi langsung memasukkan Saelemaekers dan Dovbyk untuk menambah ancaman. Meskipun yang sebenarnya terjadi Como tetap saja tak tergoyahkan.

Bayar hutang di babak kedua

Tertinggal di babak satu membuat Roma bersikeras untuk segera membayar tenggat hutang. Berkat kondisi Marc Kempf yang mendapatkan kartu merah usai melakukan pelanggaran kepada Dybala pada menit ke-63

Perlahan, pertahanan Como mulai goyah hingga pada menit ke-59 Alexis Saelemaekers yang memang masuk diniatkan sebagai ancaman akhirnya terbukti dengan tendangan gol yang dilakukan di dalam kotak penalti.

Taktik hebat dilakukan Saelemaekers dengan Zeki Celik di sisi kanan lapangan. Celik menjadi ancaman serius, sebab selain menjadi assist gol balasan. Celik juga dikenal tampil impresif dari sisi defensif dengan dua kali melakukan tekel, empat sapuan, enam kali recovery dari sembilan kali duel terakhir.

Artem Dovbyk juga tak mau kalah dari Saelemaekers, sebagai orang yang dimasukkan untuk mengancam gawang Como, Dovbyk juga ingin menunjukkan taring serigalanya.

Gol Dovbyk tercipta berkat umpan dekat gawang dari Rensch di sisi kanan gawang yang langsung diberikan kepada Dovbyk hingga berbuah gol karena tak mampu diselamatkan penjaga gawang.

Buah manis tersebut terjadi pada menit ke -76. Dengan begitu Roma unggul 2-1 atas Como.

Di tengah tekanan yang diberikan I Lupi, I lariani juga tidak mau tinggal diam meskipun hanya berbekal sepuluh pemain.

Rupanya ancaman dari Como masih menakutkan bagi Roma. Pada menit ke-88 hampir saja kedudukan menjadi imbang. Sialnya, berhasil dipatahkan oleh Svilar.

Momen itu terjadi berkat tendangan Vojvoda yang membentur tiang gawang, lalu bola muntah disambar Cutrone. Namun kali ini Como gagal memporak-porandakan balik Roma.

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar