Pria kelahiran Kalinegoro, Magelang, Jawa Tengah 13 Juli 1976 (48) adalah legenda hidup pemain sekaligus pelatih yang telah melanglang buana ke Eropa, wabil khusus Italia dan Swiss. Dan di Asia Tenggara, Kurniawan bermain untuk berbagai klub di Tanah Air dan Malaysia.
Kurniawan mengawali karier sebagai pemain sepak bola pada 1 Januari 1991 di PPSM Youth dan mengakhiri karier sebagai pemain pada 1 Juli 2013 di Persipon Pontianak.
Kurniawan Dwi Yulianto akrab disapa “Ade” merujuk dari Transfermarkt, Ade mengawali kariernya di klub Pemuda, diantaranya:
- PPSM Magelang Youth (-1990)
- Diklat Salatiga (1991)
- Diklat Ragunan (1992)
- PSSI Primavera (1993)
- Sampdoria Primavera (1994)
Salah satu striker terbaik Indonesia yang dijuluki “kurus” karena postur tubuhnya yang kecil ini tidak menghalangi sepak terjangnya untuk melanglang buana sejak muda terbang ke Eropa, menjejaki Sampdoria Primavera U-19 tahun (1994) dan FC Luzern (1995).
Etos Ade untuk sepak bola tidak main-main, berkat ketekunan dan keseriusannya Ade mulai dikenal khalayak ramai. Bayangkan saja, memulai karir sejak remaja, dan di Eropa. Tidak semua pemain bola Tanah Air bisa mengawali karier sebagus itu.
Dari performanya yang bagus, Sven-Göran Eriksson menariknya Ade ke untuk ikut tur ke Asia pada tahun 1994. Lalu pada 1994-1995 Ade berlabuh ke Swiss FC Luzern, klub yang berbasis Lucerne. Di Lucerne, dari 12 penampilan, Ade mencetak tiga gol, ini merupakan prestasi luar biasa dengan mental petarung tangguh.
Sebagai masyarakat Indonesia pada umumnya yang selalu rindu dengan Tanah Air meskipun tinggal di luar negeri berkecukupan, Ade memilih pulang ke Indonesia. Kemudian Ade bergabung dengan Pelita Jaya FC (1995) beranjak dari sana, Ade kemudian menjejali berbagai klub, diantaranya:
- Pelita Solo 1 Juli (1999)
- PSM Makasar 1 Juli (2001)
- PSPS Pekanbaru 1 Januari (2004)
- Persebaya 1 Januari (2005)
- Persija 1 Juli (2005)
- Sarawak Fa 1 Juli (2006)
- PSS Sleman 1 Juli (2007)
- Persitara 1 Juli (2007)
- Persisam 1 Juli (2009)
- Persela 1 Juli (2010)
- PSMS 1 Januari (2011)
- Tangerang W. 1 Maret (2011)
- Pro Duta 1 Desember (2011)
- PSMS Magelang 13 Arpril (2013)
- Persipon 1 Juli (2013)
Di kancah Timnas, Ade memiliki jumlah caps terbanyak keempat dengan 33 gol dari 59 pertandingan yang ia geluti. Di kancah internasional, Ade pernah mencetak gol di liga Eropa kasta teratas, Ade juga pernah mengikuti kompetisi Piala UEFA Intertoto.
Saingan Ade di Indonesia adalah Bambang Pamungkas atau akrab disapa “BP” sebab Ade bermain untuk PSM pada tahun 1999. Ade adalah pencetak gol terbanyak kedua setelah BP. Ade adalah salah satu striker terbaik yang pernah dimiliki Tanah Air.
Ade Terperosok ke Jurang
Pada akhir 1990-an Ade terjerumus ke dunia narkoba, akibatnya karirnya sebagai pemain sepak bola sempat tersendat, karena memicu kontroversi di mata publik.
Di sisi lain Ade pernah dianggap kualitasnya menurun dan tidak sebagus ketika ia bermain di Eropa. Kendati demikian Ade bisa menjalan perubahan sehingga bisa kembali berdansa di lapangan hijau.
Ade Sebagai Pelatih
Kurniawan Dwi Yulianto menggantungkan sepatu bolanya pada tahun 2013. Semenjak itu Ade berkeinginan menjadi pelatih sepak bola.
Kariernya sebagai pelatih dimulai pada tahun 2017 di Bima Sakti di Borneo FC menjadi asisten pelatih untuk 7 pertandingan. Lalu pada 2018 Ade menjadi asisten pelatih untuk skuad Garuda U-23.
Tidak hanya di Tanah Air, Ade juga terbang ke negeri Jiran. Ade bergabung ke klub Sabah FA sebagai pelatih utama. Baru setelah dari Malaysia akhirnya ada pergi kembali ke Eropa, wabil khususnya Italia menjelma asisten pelatih Como 1907 yang kala itu berada di Serie B.
Sungguh pengalaman Kurniawan Dwi Yulianto sangat menakjubkan, karena tidak banyak orang bisa melakukan apa yang Ade lakukan dalam semangat serta konsistensinya di sepak bola meskipun pernah terjerumus ke jurang narkoba.