Di Como, sebuah kota yang indah di tepi danau berdiri Pusterla Marmi, perusahaan keluarga yang sejak tahun 1977 menjadi simbol ketekunan dalam pengolahan marmer dan batu alam Italia. Perusahaan ini dikenal karena keahliannya dalam memahat marmer Carrara, material ikonik yang telah digunakan dalam karya-karya seni Italia sejak zaman Michelangelo.
Di tangan Pusterla Marmi, tradisi lama berpadu dengan teknologi modern, menghasilkan karya yang tidak hanya bernilai estetis, tetapi juga sarat makna sejarah dan emosional. Kali ini, karya besar mereka terhubung langsung dengan dunia sepak bola, sebuah patung untuk Alessandro Gabrielloni, penyerang legendaris Como 1907.
Kisah Alessandro Gabrielloni: Dari Serie D Hingga Diabadikan Lewat Marmer Carrara
Alessandro Gabrielloni bukan sekadar pemain, ia adalah simbol perjalanan panjang Como 1907. Didatangkan ketika klub masih bermain di Serie D, ia ikut mengangkat Il Lariani menembus empat divisi hingga kembali ke Serie A. Bahkan, hingga kini ia tercatat sebagai pencetak gol terbanyak Como 1907 sepanjang masa.
Dalam minggu sebelum perpisahannya, klub mengumumkan sesuatu yang justru abadi, sebuah patung marmer yang akan berdiri di dekat Stadio Giuseppe Sinigaglia, menghadap Danau Como, dan sebagai pengingat perjuangan seorang pemain yang kisahnya terjalih erat dengan kota. Ketika Como 1907 mengunggah patung marmer Alessandro Gabrielloni di media, banyak penggemar terkejut.
Bukan hanya karena timingnya, di mana sang striker baru saja dipinjamkan ke Juve Stabia bertepatan dengan perpanjangan kontraknya bersama Como 1907, tetapi juga karena makna di baliknya. Como 1907 akan tetap menjadi rumah bagi Alessandro Gabrielloni, meski kini ia harus membela Juve Stabia di musim 2025/26.
Alessandro Gabrielloni bukan hanya striker nomor sembilan, ia adalah ikon ketekunan dan semangat pantang menyerah. Datang sebagai pemain muda di kasta terendah, lalu bertahan, berjuang, hingga menjadi simbol Como 1907. Bagi Pusterla Marmi, perjalanan Alessandro Gabrielloni mencerminkan perjalanan mereka sendiri.
“Dia mewakili kita,” kata Angela Pusterla, Pemilik Pusterla Marmi. “Seperti dia, kita juga memulai dari nol dan berkembang. Dia mewujudkan kekuatan dan tekad seorang pemenang.” tambah Angela Pusterla. Patung itu pun lebih dari sekadar karya seni. Ia adalah konsep keabadian, sebuah potret abadi dari momen, dari energi, dan dari kisah yang tak akan pernah lekang oleh waktu.
Patung Alessandro Gabrielloni di Tepi Danau Como: Warisan untuk Generasi Mendatang
Ketika patung marmer Carrara itu akhirnya ditempatkan di dekat Stadio Giuseppe Sinigaglia, di tepi Danau Como, ia akan menjadi lebih dari sekadar penghormatan bagi seorang pemain. Lebih dari itu, ia akan menjadi menjadi cerminan sebuah perjalanan kolektif, perjalanan seorang pria, sebuah klub, dan sebuah kota.
Berdiri di tepi air, patung Alessandro Gabrielloni akan menyapa generasi demi generasi, menjadi saksi bahwa kegigihan, kesetiaan, dan perjuangan sejati selalu menemukan tempat abari. Kisah Alessandro Gabrielloni dan patung yang dipersembahkan Pusterla Marmi adalah bukti bahwa sepak bola lebih dari sekadar permainan.
Ia adalah bagian dari identitas kota, sarana mengabadikan nilai-nilai perjuangan, dan jembatan antara seni dan olahraga. Ketika marmer itu berkilau di bawah matahari Como, orang-orang tidak hanya akan melihat wajah seorang striker, tetapi juga semangat sebuah klub dan komunitas yang menolak dilupakan oleh waktu.