Rintangan Como 1907 untuk melenting tidak hanya soal prestasi di lapangan, tetapi juga manajemen yang kerap kali bangkrut, dan bencana kemanusiaan yang terjadi di dunia.
Kilas balik ke tahun 1914, kala itu Como 1907 sedang berada di posisi dua Grup E kompetisi Prima Categoria yang hendak maju ke semifinal melawan Inter Milan.
Sialnya, nasib buruk melanda dunia, yang mengakibatkan hancurnya momentum emas Como ke semifinal gara-gara meletusnya perang dunia I.
Nasib buruk rupanya jatuh cinta kepada Como, sudah jatuh ketimpa tangga, lalu pada tahun 1922 Como mengalami depresi ekonomi akibat perang.
Akibatnya Como harus kehilangan orisinalitasnya demi menyelamatkan klub dari kemusnahan karena bangkrut. Pada tahun 1926 Como terpaksa merger dengan klub Esperia, dan berganti nama menjadi Associazione Calcio Comense.
Tidak Bergelimang Prestasi
Como 1907 jarang bergelimang prestasi dan lebih sering bermandikan kasta bawah di liga 2 dan 3 Serie Italia. Oleh karena itu pada Desember 2004 Como jatuh miskin hingga Enrico Preziosi selaku presiden klub turun jabatan.
Kebangkrutan bukan masalah sepele, karena tanpa modal bola juga tidak akan berguling di lapangan hijau. Jiwa kehidupan kembali bangkit setelah Calcio Como Srl mengakomodasi lagi Como 1907.
Tetapi bencana tidak berhenti sekali, Como 1907 dihantui kembali dengan kebangkrutan selain bangkrut prestasi. Pada 2016 bak barang antik yang dilelang karena dompet kosong.
Ketika ada penyelamat datang, Akosua Puni Essien eks istri Michael Essien, untuk membangkitkan Como. Tetapi dampaknya tidak terlalu terasa karena Como masih tetap pincang.
Pada tahun 2017-2018 Como 1907 akhirnya bisa berkompetisi lagi karena ada penyelamat lagi, yaitu perusahaan Como 1907 Srl.
Bencana ini datang kembali tak kala Como mau melenting ke Serie A. Pada tahun 2019 terjadi pandemi COVID-19 yang membekukan perekonomian dunia, dan imbasnya juga terjadi kepada Como 1907 yang mengalami kebangkrutan sebelum akhirnya diakuisisi oleh Djarum Group lewat SENT Entertainment ltd.
Setelah berbagai cobaan yang menerpa, akhirya Como 1907 melakukan berbagai perombakan, tidak hanya dari sisi rumput tapi juga dari manajemen klub. Di sinilah secerah cahaya menerangi Como 1907 bak cahaya indah biru danau Como yang memberikan mantra kebahagiaan bagi penduduk sekitarnya.