Home » Maka Nikmat Manakah yang Kamu Dustakan Jika Terlahir di Como?

Maka Nikmat Manakah yang Kamu Dustakan Jika Terlahir di Como?

oleh Rizky Benang
A+A-
Reset
Maka Nikmat Manakah yang Kamu Dustakan Jika Terlahir di Como?

Beruntunglah sobat Comaschi atau sebutan untuk orang yang tinggal di kota Como, karena sejak lahir sudah disuguhi keindahan alam yang menyejukkan jiwa, selain itu hanya di Como bayi yang baru lahir sudah menjadi suporter bola.

Hal unik itu bisa terjadi karena klub Como 1907 yang dimiliki oleh Djarum Group selaku pemilik saham mayoritas, membuat program satu bayi satu jersei Como 1907.

Como 1907 juga memberikan program untuk anak Como yang berusia dibawah 13 tahun dua tiket gratis menonton pertandingan Como 1907 selama satu musim penuh. Itu artinya setiap anak di provinsi Como sudah menjadi Curva Como sejak lahir.

Bahkan masyarakat Como juga dibantu Djarum Group untuk menghidupkan ekosistem UMKM-nya. Sungguh ini adalah paket komplit kenikmatan yang tidak boleh didustakan.

Menurut saya, siapapun fans Como 1907 yang tidak tinggal di kota Como pasti akan iri dengan privilege yang didapatkan fans di sana.

Hal ini terbukti ketika saya share info ini di Threads, ada salah satu netizen yang iri dengan keadaan yang berlangsung di sana, “Bisnis rokoknya di Wakanda, hasilnya dibawa ke Italia, terserah mereka lah ya, kita tetap dapat asupan nikotinnya, terima kasih.”

Keirian ini sangat wajar mengingat Como dimiliki oleh PT Djarum, jadi para penikmat kretek yang sekaligus fans Como pasti merasa ingin mendapatkan perlakuan serupa seperti fans Como di sana.

Saya jadi penasaran, ada gak sih strategi seperti ini yang dilakukan oleh klub liga Indonesia untuk membahagiakan fansnya. Apakah dengan menjadi The Jak, Bobotoh, Bonek, Aremania dan suporter lainnya di Indonesia akan merasakan kebahagiaan seperti Curva Como?

Bedanya klub Italia dengan Indonesia

Saya yakin belum pernah ada klub di Indonesia yang memanjakan fansnya seperti Como 1907, saya kira suporter di sini hanya dianggap angka komoditas pendulang tiket saja.

Buktinya terjadi kepada Persib Bandung, klub yang mempunyai basis pendukung yang sangat besar ini ternyata berbisnis dengan suporternya sendiri. Kejadian ini berlangsung ketika Persib Bandung laga tandang melawan Lion City Sailors dalam lanjutan AFC Champions League Two 2024-2025.

Saat itu Persib mengkoordinir penjualan tiket untuk bobotoh yang mau beraksi ke Singapura. Tetapi sialnya harga tiket yang dijual oleh Planet Persib dengan harga yang dijual tuan rumah itu berbeda.

Syukur-syukur jika perbedaannya harganya menjadi murah, tetapi harapan memang selalu memberikan kekecewaan, harga yang dipasang Planet Persib justru jauh lebih mahal dibandingkan membeli tiket dari tuan rumah.

“Akademi sepak bola Italia itu bagus, karena dari level grass-root sampai elit, negara hadir dan terlibat.”

Dani Suryadi

Dengan perbedaan harga yang lebih mahal tersebut juga tidak memberikan informasi apakah para pembeli tiket akan mendapatkan fasilitas tambahan, nihilnya semua itu tidak ada sama sekali. Tambah mirisnya adalah justru Lion City menggratiskan tiket bagi suporter yang ingin menemani Lion City bertanding.

Sependek ini, saya belum pernah mendengar klub di liga Indonesia melakukan hal yang dilakukan Lion City dan juga Como 1907.

Baik klub maupun suporter di Indonesia, masih sama-sama belum dewasa. dari sisi suporter Kekerasan justru dipelihara dengan dalih mendukung tim kesayangan, dan dari sisi klub manajemen masih belum serius diperhatikan dan menjadikan suporter sebagai komoditas belaka.

Contoh saja Aremania yang tidak mendapatkan keadilan dari negara, bahkan dari klub kebanggaannya sendiri.

Jadi ketika ada yang mempertanyakan kenapa Group Djarum dan klub Como 1907 mampu memberikan kebahagiaan bagi fansnya, menurut saya ini juga tentang masalah struktural.

Dani Suryadi selaku analisis akademi Como 1907 pria asal Bandung pernah berkata “Akademi sepak bola Italia itu bagus, karena dari level grass-root sampai elit, negara hadir dan terlibat.”

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar