Home » Luigi Sala: Si Pendiam yang Mengangkat Trofi Serie A

Luigi Sala: Si Pendiam yang Mengangkat Trofi Serie A

oleh Fans Como Indonesia
A+A-
Reset
Luigi Sala: Si Pendiam yang Mengangkat Trofi Serie A

Luigi Sala adalah sosok yang mungkin tidak selalu menghiasi halaman depan media olahraga, namun perjalanan kariernya di sepak bola Italia adalah bukti nyata dedikasi, konsistensi, dan ketangguhan seorang bek tengah yang cerdas. Dengan semua kemampuan yang dimiliki, ia menjadi salah satu sosok panutan bagi pemain muda Como 1907.

Memulai karier profesionalnya di Como 1907, ia menapaki tangga demi tangga dalam dunia sepak bola Italia hingga mencapai puncaknya bersama AC Milan sebagai juara Seria A di musim 1998/99. Ia juga malang melintang membela klub Italia untuk berkompetisi di Serie A maupun Serie B dari mulai Como 1907, Bari, AC Milan, Atalanta, Chievo Verona, Sampdoria, Udinese, hingga Albinoleffe.

Lahir pada 21 Februari 1974 (51 tahun) di Mariano Comense, Lombardia, Luigi Sala adalah salah satu putra daerah yang berkembang di akademi Como 1907. Ia melakukan debut profesionalnya di awal 1990-an. Sebagai bek tengah, Luigi Sala menunjukan potensinya dalam menjaga pertahanan Como 1907 dengan kedisiplinan dan ketangguhan dalam duel udara.

Dari Klub Kecil ke Klub Besar, Perjalanan Panjang Luigi Sala di Italia

Ia bermain untuk Como 1907 selama 3 musim (1992-1995) dengan 66 penampilan serta mencetak 1 gol. Gaya bermainnya yang kokoh, fokus, dan taktis membuatnya cepat menarik pertahian klub-klub yang lebih besar. Musim 1995/96 ia meninggalkan Como 1907 untuk bergabung dengan Bari hingga akhir musim 1997/98.

Selama berseragam Bari, ia telah mencatatkan 96 pertandingan dengan mencetak 4 gol dan juga 1 assist. Konsistensinya dalam menjaga lini belakang membuat AC Milan tertarik dan merekrutnya di musim 1998/1999. Di AC Milan, Luigi Sala berperan sebagai pelapis yang andal di lini belakang serta bersaing dengan nama-nama besar seperti Alessandro Costacurta, Roberto Ayala, dan Bruno N’Gotty.

Walaupun hanya sebagai pelapis, kontribusi Luigi Sala tetap memiliki peran penting di lini belakang hingga membawa AC Milan menjuarai Serie A musim 1998/99 di bawah pelatih Alberto Zaccheroni. Ia dikenal sebagai bek tengah yang tangguh dalam duel udara, tenang dalam membangun serangan dari lini belakang, pintar membaca permainan, dan disiplin serta tidak mudah terpancing emosi.

Memutuskan Pensiun Setelah Skandal Sepak Bola Italia Tahun 2011-2012

Meski tidak secepat beberapa rekannya, Luigi Sala menutupi kekurangan tersebut dengan positioning yang cermat dan pengambilan keputusan yang cepat. Selama berseragam AC Milan, ia mencatatkan, ia sudah bermain di 69 pertandingan serta mencetak 1 gol dan 1 assist. Setelah itu, ia beberapa kali berpindah klub Italia hingga akhirnya mengakhiri karir sebagai pemain di Albinoleffe musim 2010/11.

Pada 1 Agustus 2012, Luigi Sala dilarang bermain sepak bola selama 2 tahun karena terlibat skandal sepak bola Italia pada tahun 2011-2012 setelah melakukan perdagangan Plea Bargaining. Kemudian ia memutuskan untuk gantung sepatu pada 2012, Luigi Sala tidak meninggalkan dunia sepak bola. Ia memilih jalur kepelatihan terutama di level pengembangan pemain muda.

Luigi Sala mungkin bukan nama yang bisa disandingkan dengan legenda-legenda besar Serie A, tetapi warisannya tetap kuat. Bagi pendukung Como 1907, Luigi Sala adalah simbol dari “produk lokal” yang berhasil menembus panggung tertinggi sepak bola Italia. Ia menjadi inspirasi bahwa dari klub kecil sekali pun, jalan menuju kejayaan bisa terbuka lebar dengan kerja keras dan konsistensi.

Dari Como 1907 hingga Milan, dari stadion kecil di pinggir danau ke panggung Scudetto, Luigi Sala membuktikan bahwa kejayaan tidak selalu datang dari bakat semata namun dari dedikasi, loyalitas, dan keccerdasan terhadap permainan.

Artikel Terkait