Di balik gemuruhnya Stadio Giuseppe Sinigaglia di setiap laga kandang Como 1907, ada sekelompok suporter fanatik yang menjadi roh stadion, mereka adalah Fossa Lariana. Kelompok suporter ini didirikan sebagai wadah semangat, kebanggaan, dan cinta yang tak terbatas terhadap klub asal kota Como ini.
Fossa Lariana telah menjadi simbol loyalitas dan setia bagi para tifosi dari Danau Como sejak dekade 1980-an hingga hari ini. Fossa Lariana lahir dari semangat para pemuda kota Como yang terinspirasi oleh gelombang ultras yang sangat berkembang pesat di Italia pada akhir tahun 70-an dan awal tahun 80-an.
Sekelompok suporter muda yang tidak puas hanya menjadi penonton pasif berinisiatif membentuk ultras untuk mendukung Como 1907 secara berbeda. Mereka menginginkan atmosfer penuh gairah, koreografi megah, dan dukungan yang tidak pernah berhenti untuk Como 1907. Sejak saat itu, Curva Como 1907 selalu terisi oleh Fossa Lariani dengan warna biru khas dan semangat yang membara.
Nama “Fossa” mengacu pada gaya pendukung militan yang kala itu populer di persepakbolaan Italia. Sementara itu nama “Lariana” merujuk pada identitas lokal kota Como dan wilayah sekitarnya “Lario” (nama latin dari Danau Como). Mereka adalah jantung tribun Como 1907 yang tak pernah padam baik ketika klub berada di puncak atau saat mengalami keterpurukan.
Selama dekade 90-an dan 2000-an, meskipun kondisi klub sering naik turun dari Serie B hingga Serie D, Fossa Lariana tetap setia mendukung Como 1907. Bahkan dalam beberapa periode krisis terutama ketika klub mengalami kebangkrutan dan harus turun ke Serie D, Fossa Lariana memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong upaya penyelamatan klub dari kehancuran.
Fossa Lariana berperan dalam menyuarakan aspirasi, menjaga eksistensi klub, hingga berkonfrontasi dengan federasi saat klub mengalami krisis finansial dan degradasi administratif. Sebagai ultras, Fossa Lariana tidak hanya fokus untuk mendukung Como 1907 saat bertanding dikandang. Mereka terus mengorganisir perjalanan tandang klub, menggelar koreografi, hingga membakar suasana stadion.
Bukan Ultras Biasa
Hal yang paling dikenal dari Fossa Lariana adalah gaya dukungan yang kreatif, keras, namun penuh dengan kehangatan dan cinta. Mereka membuat spanduk-spanduk besar dengan kutipan khas lokal, mengibarkan bendera besar, dan menciptakan chant serta lagu yang sesuai dengan identitas kota Como. Tak jarang, mereka membuat sebuah koreografi sebagai bentuk pernyataan politik dan sosial.
Fossa Lariana tidak hanya menjadi kelompok ultras, tetapi juga menjadi bagian dari denyut nadi masyarakat kota Como. Banyak dari anggotanya merupakan generasi kedua atau ketiga yang tumbuh besar di sekitar Danau Como. Mereka sering menyertakan simbol lokal dalam mendukung seperti singa, perisai atau benteng kota, salib putih, dan warna biru langit yang identik dengan Como 1907.
Meski tidak banyak nama yang dikenal secara publik karena budaya ultras menekankan kolektivitas, ada beberapa figur penting yang menjadi legenda di internal kelompok salah satunya “Il Bocia” Como yang berarti anak laki-laki dari kota Como. Il Bocia Como merupakan figur karismatik dari tahun 90-an yang dikenal mampu menggerakkan ratusan suporter untuk mendukung Como 1907.
Di bawah kepemilikan Grup Djarum terhadap Como 1907, Fossa Lariana tetap menjaga semangat akar rumput dan tidak mudah tergoda oleh industrialisasi sepak bola modern. Mereka tetap menjaga api semangat agar Como 1907 tidak kehilangan jati diri lokalnya walau eksposur global yang datang bisa memberi mereka ruang untuk lebih bersinar.
Beberapa eks anggota Fossa Lariana kini menjadi bagian dari manajemen komunitas pendukung resmi klub untuk menjaga hubungan antara fans dan manajemen klub. Fossa Lariani juga tidak hanya fokus mendukung klub, kegiatan mereka juga merambah sosial dari kampanye amal, aksi bersih lingkungan, hingga penggalangan dana untuk sesama tifosi yang sedang kesusahan.
Hal ini tentu sejalan dengan keinginan manajemen Como 1907 di bawah Grup Djarum yaitu klub akan tumbuh bersama komunitasnya. Fossa Lariani telah berevolusi menjadi kekuatan sosial dan budaya di kota Como, mereka adalah penjaga jiwa Como 1907 dan menjadi jantung tribun Stadio Giuseppe Sinigaglia dengan sorak-sorai, teriakan, serta nyanyian pembakar semangat.