Como 1907 dan AFC Ajax menjalin kemitraan jangka panjang selama tiga tahun yang diresmikan pada Desember 2024 dan mulai berlangsung pada 1 Januari 2025. Kemitraan ini bukan sekadar pertukaran ide, melainkan proyek jangka panjang yang dirancang untuk menggabungkan filosifi bermain kedua klub baik keunggulan teknis, inovasi taktik, dan pengembangan bakat pemain muda.
Melalui kolaborasi ini, Como 1907 ingin memanfaatkan pengalaman AFC Ajax yang sudah dikenal sebagai salah satu klub dengan akademi terbaik dunia. Sementara itu, bagi AFC Ajax, kolaborasi ini meningkatkan kesempatan mereka untuk memperluas jaringan pengembangan pemainnya di sepak bola Italia.
Kolaborasi ini telah memulai langkah nyatanya, Como 1907 secara resmi merekrut duo Ajax, Lyfe Oldenstam dan Miguel Da Silva dari AFC Ajax untuk memperkuat proyek pengembangan pemain mudanya. Kedua pemain berbakat ini akan bergabung dengan skuad Primavera Como 1907 untuk musim depan.
Target Tembus Skuad Utama Como 1907 Dalam 3 Tahun
Dalam tiga tahun kedepan, kedua pemain tersebut diharapkan dapat semakin berkembang dan menampilkan kemampuan terbaiknya di lapangan. Mereka akan beradaptasi dengan sepak bola Italia dan mendapatkan menit bermain reguler di Primavera. Setelah itu, mereka diharapkan dapat menjadi pemain inti di skuad Primavera dan mulai debut di tim utama Como 1907.
Lyfe Oldenstam
Lyfe Oldenstam dikenal sebagai bek kiri modern yang mengandalkan kecepatan, overlap, crossing akurat, dan visi permainan yang matang untuk usia muda. Kesadaran taktis yang dimiliki membuat dirinya mampu beradaptasi baik dalam sistem tiga bek maupun empat bek. Life Oldenstam tercatat memiliki rekor menang dalam duel bertahan sebesar 70% di level U-19.
Lyfe Oldenstam lahir di Lelystad, Belanda pada 2 Februari 2007 (18 tahun) dan selalu jadi pilihan utama skuad muda AFC Ajax di semua kelompok umur. Ia pernah bermain untuk Ajax U17, U18, U19, hingga U21 dengan catatan total penampilan 48 pertandingan serta mengemas 1 gol dan 3 assist. Ia juga tercatat membela tim muda Belanda U15-U18 dengan 26 penampilan dan 1 gol.
Oldenstam ternyata juga seorang keturunan Indonesia. Ia memiliki darah Indonesia dari pihak ibunya, dengan kakek dan nenek yang berasal dari Jakarta. Saat ini, ia juga tercatat sebagai bagian dari tim nasional Belanda kelompok usia, dan dinilai sebagai talenta yang menjanjikan.
Miguel Da Silva
Miguel Da Silva lahir di Lissabon, Portugal pada 2 Februari 2008 (17 tahun) dan bermain untuk AFC Ajax U17. Ia telah mencatatkan 35 penampilan dengan mencetak 5 gol dan 2 assist selama dua musim (2023/24 dan 2024/25). Miguel Da Silva juga pernah masuk ke dalam skuad tim nasional U16 Portugal.
Pemain ini memiliki dribel cepat, kontrol bola rapat, dan kemampuan memecah pertahanan lawan. Fleksibilitas posisinya memungkinkan ia bermain di kedua sayap atau di belakang striker sebagai AMF (Attacking Midfielder) atau SS (Secon Striker). Ia juga terkenal dengan tendangan jarak menengan dan insting mencari ruang di kotak penalti.
Bukti Nyata Kemitraan Untuk Fokus Pada Pengembangan Pemain Muda
Perekrutan duo Ajax ini mencerminkan visi sepak bola bersama antara kedua klub yang berfokus pada akselerasi bakat, budaya performa, dan pengembangan jalur pemain. Dikutip dari laman resmi klub (14/08/2025), Kepala Pengembangan di Como 1907, Osian Roberts juga turut berkomentar atas kemitraan yang terjalin antara Como 1907 dan raksasa Belanda, AFC Ajax.
“Kami bangga telah menjalin kemitraan dengan klub bersejarah dan bergengsi seperti AFC Ajax. Kolaborasi ini merupakan langkah kunci dalam proyek pertumbuhan kami, dan kedatangan Lyfe dan Miguel, yang akan bergabung dengan skuad Primavera kami, merupakan inisiatif nyata pertama yang berfokus pada pengembangan pemain muda. Ajax dan Como memiliki filosofi bermain yang sangat mirip, dan kami yakin para talenta muda ini akan beradaptasi dengan lancar dan terus berkembang di lingkungan kami,” ujar Osian Roberts, Kepala Pengembangan di Como 1907.
Dengan bergabungnya Lyfe Oldenstam dan Miguel Da Silva, Como 1907 menegaskan komitmennya pada pengembangan bakat muda melalui kerja sama internasional. Langkah ini diharapkan tak hanya mampu memperkuat tim saat ini, tetapi juga membentuk generasi pemain masa depan yang akan menjadi tulang punggung klub di level tertinggi.