Karir sepak bola Cesc Fabregas dimulai di akademi muda Barcelona, La Masia. Lalu pada usia 16 tahun, ia pindah ke Arsenal di Premier League pada September 2003, dan dalam waktu cepat Fabregas langsung menjadi pemain inti.
Fabregas kembali ke Barcelona pada Agustus 2011. Selama tiga tahun di Camp Nou, ia bermain bersama Xavi dan Iniesta, serta meraih berbagai gelar, termasuk La Liga, Copa del Rey, FIFA Club World Cup, UEFA Super Cup, dan dua Spanish Super Cups. Pada Juni 2014, ia kembali ke London dan bergabung dengan Chelsea.
Di musim pertamanya di Stamford Bridge, Chelsea selaku rival klub Arsenal, tim pernah ia bela. Fabregas berperan penting dalam membantu tim meraih Piala Liga Premier dan Piala FA.
Di tingkat internasional, Fabregas pertama kali tampil untuk tim nasional Spanyol pada Maret 2006 dan turut berpartisipasi dalam sejumlah turnamen besar seperti Piala Dunia 2006, Euro 2008, Piala Konfederasi 2009, Piala Dunia 2010, Euro 2012, Piala Konfederasi 2013, Piala Dunia 2014, dan Euro 2016.
Ia menjadi pemain kunci dalam kemenangan Spanyol di Euro 2008 dan 2012, serta Piala Dunia 2010, di mana ia memberikan assist untuk gol Iniesta di final. Lalu pada 12 Oktober 2015, Fabregas mencatatkan caps ke-100 bersama Spanyol.
Sebagai pemain, Cesc Fabregas dianggap sebagai gelandang tengah terbaik. Ia juga pemain yang berhasil melenting di posisinya karena menjadi pemain inti di berbagai tim.
Lalu bagaimana jika ia berganti peran sebagai pelatih, apakah prestasi selama menjadi pemain bisa diimplementasikan sebagai pelatih di Como 1907?
Menjadi Pemain Como 1907
Pada awalnya Fabregas hadir untuk Como 1907 tidak langsung menjadi pelatih, melainkan sebagai pemain sekaligus pemilik saham pada Agustus 2022. Fabregas bermain selama satu musim di Serie B.
Ia memakai nomor punggung 4, angka yang sama dengan kelahirannya 4 Mei 1907. Fabregas mempercayai nomor 4 akan membawa peruntungan untuk musim yang dilalaui. Jika Fabregas orang Jawa mungkin dia akan memakai weton.
Fabregas berlaga dengan Como di Serie B sebanyak 17 kali pertandingan selama 791 menit dengan perolehan 2 assist. lalu pada 1 Juli 2023 ia memutuskan menggantungkan sepatu bolanya sebagai pemain profesional.
Menjadi Pelatih Como 1907
“Como 1907 dengan bangga mengumumkan Cesc Fabregas menjadi pelatih kepala tim pria dengan kontrak empat tahun. Penunjukan ini dipilih berdasarkan suksesnya ketika menjabat sebagai pelatih caretaker dan asisten yang berujung promosi kembali ke Serie A,” tulis Como 1907 di akun Instagram resminya.
Pengangkatan Cesc Fabregas sebagai pelatih ini menggantikan posisi Moreno Longo yang dipecat oleh manajemen Como karena dianggap kualitasnya kurang memuaskan.
Ketika sebelumnya menjabat sebagai caretaker, Fabregas fokus melatih tim Como Primavera U19 di Serie B. Lalu setelah itu Fabregas diikutsertakan menjadi asisten pelatih Osian Roberts dan sukses membawa Como berpromosi ke Seri A.
Di kancah Serie A, Cesc Fabregas diamanahi sebagai pelatih, lalu Osen Roberts menjadi kepala pegembangan Como 1907.
Hal pertama yang Cesc Fabregas lakukan adalah membuat pemain tumbuh dengan mental, secara psikologis diubah menjadi elit. Fabregas membangun lingkungan yang suportif dan didukung dengan fasilitas yang mumpuni.
Ketika Como 1907 (U19) berada di Serie B, tetapi pemain dilatih menganggap pertandingan ini berada di Serie A. Sang pelatih memberikan manifesto bahwa dalam pertandingan tidak ada mindset “gapapa satu poin” hanya karena ini Serie B. Jadi pemain diberikan nilai bahwa tiga poin itu harga mati.
Hal inilah yang membuat Fabregas bagus dalam melatih, karena apa yang ia mau itu clear, dan juga didukung dengan keberadaan sport science. Berkat itu semua, teknis pelatihan jadi mudah untuk dipraktekkan.
9 laga Tanpa Kemenangan
9 laga beruntun di Serie A, Como hanya meraih kekalahan dan imbang tanpa satu pun kemenangan. Tim asuhan Cesc Fabregas memang menunjukkan eksistensinya dengan kerap kali bermain mendominasi di lapangan.
Namun, momok terbesar Como selaku peraih pertahanan terburuk juga masih belum diperbaiki. Akibatnya Como sering kebobolan karena serangan balik!
Como masih seperti anak puber yang berani menantang dunia setelah melewati masa balita di kasta bawah Liga Italia.
Dan sebagaimana anak puber yang belum mempunyai prinsip yang kuat, bisa jadi mempunyai kaitan erat dengan sang nahkoda itu sendiri Cesc Fabregas yang pada awalnya juga ganas ketika awal kali menjadi asisten pelatih.
Jam terbang Cesc Fabregas sebagai pemain legendaris memang tidak perlu diragukan, tetapi menjadi pemain dan pelatih adalah dua hal yang berbeda.
Dengan 9 rentetan pertandingan yang kurang memuaskan, apakah Cesc Fabregas mampu membawa Como selamat dari zona degradasi sekaligus membuat dirinya kembali menjadi legenda di bidang pelatih?