Harus diakui, ketika berbicara soal stadion sepak bola tak banyak klub yang mempunyai privilege keindahan seindah Como 1907. Berlatar lanskap danau Como yang pesonanya telah dikenal sejak zaman romawi kuno, stadion Giuseppe Sinigaglia menawarkan pemandangan memesona mata siapapun yang berkunjung padanya.
Melengkapi pengalaman menonton sepak bola itu sendiri, birunya danau Como beserta perbukitan hijau yang mengelilinginya membuat siapapun yang bertandang ke markas I Lariani merasakan atmosfer liburan seorang turis yang hendak menyegarkan pikiran.
Maka tak salah jika Gianni Brera, salah satu kolumnis paling berpengaruh di persepakbolaan Italia, menyebut stadio Giuseppe Sinigaglia sebagai stadion paling indah di dunia.
Setelah mengakuisisi I Lariani pada tahun 2019, Djarum Group sadar akan pentingnya identitas danau Como dalam visi bisnis klub. Bahwa bisnis olahraga modern yang berkelanjutan harus bisa melampaui sekat-sekat tradisional. Dan bagi Como, danau adalah daya tariknya.
Maka terangkum lah rencana induk manajemen dalam membangun visi bisnis dari klub ini: menggabungkan sepak bola, pariwisata, dan cita rasa gaya hidup khas Como.
Belajar dari Rival
Salah satu bentuk inovasi branding dalam dunia sepak bola yang harus diakui berhasil karena melampaui sekat-sekat tradisional adalah branding dari klub dari timur Italia, Venezia FC. Rival dari Como di Serie B musim lalu itu membuat heboh jagat sepak bola dua musim lalu ketika memperkenalkan jersey baru mereka dengan cara unik.
Alih-alih menampilkannya sebagai jersey olahraga, Venezia mengambil framing iklan pakaian casual ala desainer. Lewat inspirasi kota mode sekaligus kota budaya, klub berjudul I Lagurani ini berani secara penuh mengambil konsep yang berbeda dari klub kebanyakan.
Identitas kotanya dipakai sebagai branding fashion, yang tidak hanya berhasil meningkatkan penjualan jersey mereka, tapi juga meningkatkan keterkenalan klub itu di kalangan pecinta bola secara umum.
Mengangkat cita rasa lokal dalam kampanye global yang juga sedang dikembangkan oleh Como saat ini. Mirwan Suwarso, selaku representasi bisnis Como, dalam sebuah wawancara dengan majalah Forbes menyampaikan bahwa visi strategis yang hendak dicapai oleh Como adalah memantapkan diri sebagai destinasi utama bagi wisata sepak bola.
“Meningkatkan infrastruktur klub untuk mencapai dua tujuan: operasional yang berfokus pada lini sepak bola dan pengembangan pariwisata,” ujar Suwarso dalam meringkas garis besar rancangan visi bisnis Como.
Salah satu wujud realisasi visi bisnis wisata sepak bola Como adalah Lake Como Soccer Camp. Dalam program ini anak-anak yang mendaftar akan mendapatkan pelatihan sepak bola profesional sekaligus pengalaman belajar berlayar, memasak, dan mengenal kebudayaan Italia.
Di saat bersamaan akan disediakan paket bagi orang tua mereka untuk berlibur di danau Como, yang memungkinkan mereka untuk menikmati keindahan danau sambil bersantai selagi anak-anak mereka mengikuti kegiatan soccer camp.
Kerjasama dengan Mitra Global
Potensi keragaman bisnis Como jugalah yang mengundang Uber, perusahaan aplikasi penyedia transportasi (ride-hailing) terbesar di dunia, untuk tertarik mensponsori Como. Dengan kontrak selama tiga tahun, perusahaan asal San Fransisco tersebut berhak memajang brand mereka di bagian depan jersey Como.
Kontrak ini menandai pertama kalinya Uber mensponsori klub sepak bola di Italia. Tentu hal ini menjadi katalis yang menguntungkan kedua belah pihak. Uber dapat platform untuk memajang brand, Como dapat sponsor operasional sekaligus prestise dalam usahanya meningkatkan citra global. Win-Win.
Jangan lupakan upaya Como untuk memantapkan posisi di kalangan pecinta sepak bola di Indonesia. Docu-series Como 1907: The Real Story yang dirilis perusahaan Indonesia Mola TV membuat nama Como mencuat jadi sesuatu yang semakin sering diakrabi di telinga fans bola dalam negeri.
Meski pada saat itu posisinya hanya bercokol di kasta ketiga sepak bola Italia, nama Como mendapat perhatian lebih, selain karena dimiliki oleh Djarum sebagai perusahaan Indonesia, tetapi juga kampanye semusimnya didokumentasikan dan ditayangkan oleh Mola, selaku salah satu aplikasi penyedia tayangan digital asli Indonesia. Sehingga ketika I Lariani pada akhirnya promosi ke Serie A, Como bukan lagi nama asing tetapi sudah terhubung dengan memori banyak fans sepak bola di tanah air.
Visi Bisnis Mendorong Prestasi Klub
Promosi Como ke Serie A di musim ini menunjukkan bagaimana pengaruh visi manajemen terhadap performa klub. Lewat perencanaan matang membenahi ekosistem klub keseluruhan tak ayal peningkatan prestasi klub bukanlah sebuah hal yang mustahil.
Dari memodernisasi scouting system untuk pembelian pemain dan inovasi diversifikasi bisnis seperti konsep pariwisata sepak bola akan memastikan keberlanjutan kondisi finansial klub–yang pasti akan mempengaruhi stabilitas dan peningkatan pencapaian klub itu sendiri.
Pada akhirnya harus diakui bahwa klub sepak bola hari ini adalah komoditas bisnis. menggantungkan pada pemasukan tradisional seperti tiket pertandingan atau hak siar, tentu tidak lagi berkelanjutan.
Meningkatnya biaya operasional sebuah klub olahraga tentu mengharuskan manajemen klub sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap keputusan makro-strategis memutar otak dan memikirkan cara kreatif untuk mencari pundi-pundi uang.
Sehingga apa yang dilakukan Como ini adalah gold standard bagi bisnis sepak bola modern. Dalam kurun delapan tahun saja sejak dinyatakan bangkrut, hari ini Como telah mematenkan diri sebagai klub yang mapan serta visioner. Promosi ke Serie A dan menjalin kemitraan dengan Uber, dua hal yang menunjukkan bahwa visi bisnis sangat mempengaruhi prestasi dan prestise klub.