Home » Alessandro Scanziani: Maestro dari Danau Como dan Sang Nomor 10 Legendaris

Alessandro Scanziani: Maestro dari Danau Como dan Sang Nomor 10 Legendaris

oleh Fans Como Indonesia
A+A-
Reset
Alessandro Scanziani: Maestro dari Danau Como dan Sang Nomor 10 Legendaris

Bagi pecinta sepak bola Italia terutama Como, nama Alessandro Scanziani akan selalu diingat dan tak akan lekang oleh waktu. Ia seorang gelandang serang yang cerdas, pemilik nomor punggung 10 legendaris, dan tokoh sentral yang membawa Como menuju pentas Serie A di era 1970-an. Kiprahnya sebagai pemain dan juga pelatih menjadikan Scanziani figur ikonik di mata tifosi dan legenda sejati di tepi Danau Como.

Scanziani lahir di Verano Brianza, Italia pada 23 Maret 1953 (72 tahun) dan memulai karier sepak bola profesionalnya di klub kecil Meda pada musim 1972-1973 dan tidak lama pindah ke Livorno di musim yang sama. Selama bermain bersama Livorno, Scanziani menunjukkan talentanya sebagai gelandang dengan naluri ofensif yang tinggi. Ia mencatatkan 30 penampilan serta mencetak 7 gol bersama Livorno, ini sebagai bukti awal dari potensinya.

Musim 1973-1974 menjadi titik balik karir Scanziani setelah Como berhasil memboyongnya ke kota tepi danau dari Livorno. Bersama Como, Scanziani menjadi roh permainan tim dan jendral lapangan tengah yang mengatur permainan. Selama empat musim berseragam Como (1973-1977), ia telah bermain dalam 109 pertandingan dan mencetak 21 gol di semua kompetisi. Scanziani juga mampu membawa Como promosi ke Serie A untuk musim 1975-1976 setelah 2 musim berseragam Como.

Serie A musim 1975-1976 menjadi musim terbaik dari karier pemain bernomor punggung 10 ini selama membela klub dari tepi Danau Como ini. Ia mencatatkan 27 penampilan dan mengemas 6 gol di musim itu, sebuah angka yang sangat mengesankan bagi seorang gelandang. Tapi sayangnya, Scanziani gagal membuat Como bertahan di Serie A dan harus terdegradasi kembali ke Serie B. Walau begitu, Scanziani tetap membela Como di Serie B musim 1976-1977 sebelum hengkang.

Scanziani adalah “Maestro dari Danau Como”, sebuah ungkapan yang bukan sekadar julukan tetapi merupakan representasi atas bagaimana ia mengubah wajah Il Lariani. Scanziani pernah bermain untuk Inter Milan (1977-1979) dengan catatan 46 penampilan dan 8 gol di semua kompetisi. Ia berhasil mempersembahkan piala Coppa Italia untuk Inter Milan di musim 1977-1978 sebuah catatan yang membanggakan bagi karir Scanziani.

Sang Playmaker Sejati, Ikon Sepak Bola Italia Utara

Setelah dari Inter Milan, Scanziani melanjutkan karirnya di Ascoli dari tahun 1979 hingga tahun 1981 dengan catatan 55 penampilan dan mencetak 12 gol di semua kompetisi. Selain itu, ia berhasil membawa klub ke posisi 5 Serie A dan menjadi pencapaian terbaik dari Ascoli hingga saat ini. Pemain berpostur 1,78 meter ini kemudian melanjutkan karier dengan membela Sampdoria. Ia mencatatkan 152 penampilan dan telah mencetak 25 gol selama 5 musim di semua kompetisi (1981-1986).

Selama berseragam Sampdoria, Scanziani berhasil membawa klub promosi dari Serie B di musim pertamanya (1981-1982) dan menjuarai Coppa Italia 1984-1985 sebagai kapten klub. Sebelum memutuskan untuk gantung sepatu di tahun 1990, Scanziani sempat bermain untuk Genoa (1987-1989) dan Arezzo (1989-1990) dengan total 100 penampilan serta mencatatkan 10 gol. Hal ini tentu menunjukkan sebuah penutup karir sempurna dengan etos kerja yang konsisten dari Scanziani.

Sebagai pemain, Scanziani memang dikenal sebagai pemain langka yang memadukan kreativitas tinggi dalam membangun serangan, ia juga memiliki kekuatan fisik dan stamina. Selain itu, ia dikenal memiliki naluri gol yang tajam walau berposisi sebagai gelandang dan memiliki jiwa kepemimpinan dengan disiplin serta pengambilan keputusan yang cerdas. Setelah resmi pensiun sebagai pemain, Scanziani melanjutkan karir sepak bolanya sebagai pelatih.

Selama menjadi pelatih, ia memiliki catatan 190 pertandingan dengan rekor 70 kali menang, 66 kali imbang, dan 54 kali menelan kekalahan. Scanziani juga pernah menangani Como selama 2 musim (1995-1997). Ia berhasil membawa Como bermain stabil di Serie C, tapi sayangnya keberhasilan tersebut tidak membuat ia tetap bertahan. Scanziani harus dipecat setelah rentetan hasil negatif yang dialami oleh Como.

Walau begitu, ia tetap dikenang sebagai bagian dari keluarga Como, ini membuktikan jika Scanziani memiliki keterikatan yang sangat kuat dengan Como. Ia datang sebagai pemain muda penuh potensi dan pergi sebagai legenda yang mengukir cerita panjang dalam sejarah Como. Ia juga datang sebagai pelatih yang ingin membawa Como kembali ke masa kejayaannya sama seperti ketika ia masih menjadi pemain.

Scanziani tidak hanya seorang maestro lapangan tengah dari Danau Como tetapi juga Ikon sepak bola Italia utara yang karismatik. Ia merupakan lambang kejayaan serta harapan yang tak akan pernah dilupakan dalam hati para tifosi. Sang nomor 10 legendaris, Alessandro Scanziani.

Artikel Terkait