Home » Melihat Peran dan Kontribusi Kurniawan Dwi Yulianto Saat Ikut Menangani Como 1907

Melihat Peran dan Kontribusi Kurniawan Dwi Yulianto Saat Ikut Menangani Como 1907

oleh Fans Como Indonesia
A+A-
Reset
Melihat Lebih Dekat Peran dan Kontribusi Kurniawan Dwi Yulianto Saat Ikut Menangani Como 1907

Nama Kurniawan Dwi Yulianto tidak asing lagi bagi para penggemar sepak bola Indonesia. Dijuluki “Si Kurus” karena postur tubuhnya yang ramping, Kurniawan adalah salah satu striker legendaris yang pernah dimiliki Tim Nasional Indonesia. Namun, jejak kariernya tidak berhenti di lapangan hijau sebagai pemain. Ia terus berinovasi dan mengembangkan diri, hingga kini menorehkan sejarah sebagai salah satu pelatih asal Indonesia yang berkiprah di kancah sepak bola Eropa, khususnya bersama klub Italia, Como 1907.

Kurniawan Dwi Yulianto: Legenda Lapangan Hijau Indonesia 

Sebelum membahas perjalanannya di Como 1907, mari kita kenang sejenak karier cemerlang Kurniawan Dwi Yulianto sebagai pemain. Lahir di Magelang pada 13 Juli 1976, Kurniawan dikenal sebagai penyerang yang tajam dan memiliki kecepatan luar biasa. Ia adalah bagian dari generasi emas Primavera PSSI yang dikirim ke Italia untuk menimba ilmu pada pertengahan 1990-an. Pengalaman di program Primavera ini memberinya kesempatan untuk merasakan atmosfer sepak bola Eropa sejak usia muda, bahkan sempat dikontrak oleh klub Serie A, Sampdoria, meskipun bermain di tim junior.

Sepanjang karier bermainnya, Kurniawan telah membela banyak klub besar di Indonesia, seperti Pelita Jaya, PSM Makassar, Persebaya Surabaya, dan Persija Jakarta. Ia juga menjadi salah satu pencetak gol terbanyak sepanjang masa untuk Timnas Indonesia, dengan 33 gol dari 59 penampilan. Setelah pensiun sebagai pemain, Kurniawan tidak jauh-jauh dari dunia yang membesarkan namanya. Ia beralih profesi menjadi pelatih, mengawali kariernya sebagai asisten pelatih di Timnas Indonesia U-22 dan kemudian menjadi pelatih kepala di klub Malaysia, Sabah FC.

Apa Peran Kurniawan Dwi Yulianto di Como 1907?

Langkah besar dalam karier kepelatihan Kurniawan Dwi Yulianto terjadi pada tahun 2022 ketika ia resmi bergabung dengan Como 1907 sebagai asisten pelatih. Penunjukan ini menjadi sorotan karena Como 1907 dimiliki oleh Grup Djarum, konglomerat asal Indonesia, yang menunjukkan komitmen mereka untuk melibatkan talenta-talenta terbaik dari Tanah Air dalam proyek sepak bola mereka di Italia.

Sebagai asisten pelatih di Como 1907, Kurniawan memiliki peran yang krusial dalam membantu pelatih kepala dan tim dalam sesi latihan, analisis pertandingan, serta pengembangan pemain. Meskipun sempat mengalami kendala lisensi kepelatihan yang membuatnya harus bolak-balik Indonesia-Malaysia untuk menyelesaikan modul AFC Pro, komitmennya untuk belajar dan berkontribusi di Como tidak pernah surut.

Keterlibatannya di Como tidak hanya terbatas pada tim senior. Ia juga terlibat dalam tim Primavera (tim muda) Como 1907, berinteraksi langsung dengan pemain-pemain muda Italia yang memiliki mentalitas profesional tinggi. Pengalaman ini memberinya wawasan mendalam tentang bagaimana sistem pembinaan pemain muda di Eropa bekerja, mulai dari usia dini hingga persiapan menuju karier profesional.

Baru-baru ini, Kurniawan Dwi Yulianto telah memulai babak baru dalam kariernya dengan menjadi Direktur Teknik PSPS Riau di Liga 2. Meskipun meninggalkan Como, pengalaman dan ilmu yang didapatnya di Italia akan menjadi bekal berharga untuk peran barunya ini. Ia juga ditunjuk sebagai Pelatih Penyerang Timnas Indonesia U-20, menunjukkan kepercayaan federasi terhadap kemampuannya.

Pembelajaran Berharga dari Como 1907 

Pengalaman Kurniawan Dwi Yulianto di Como 1907 adalah sebuah “sekolah” yang sangat berharga. Ia mendapatkan banyak pelajaran penting yang mungkin sulit didapatkan di tempat lain.

Kurniawan sering menyoroti perbedaan mentalitas antara pemain muda di Indonesia dan di Eropa. Pemain muda di Como, misalnya, sudah ditanamkan sifat kompetitif dan fokus penuh pada sepak bola sejak usia dini. Mereka sangat menjaga perjuangan mereka untuk bisa menjadi pemain profesional, bahkan rela membatasi aktivitas di media sosial agar tidak terdistraksi. Ini adalah pelajaran penting tentang dedikasi dan pengorbanan yang dibutuhkan untuk mencapai level tertinggi.

Sebagai bagian dari staf pelatih, Kurniawan mendapatkan akses langsung ke bagaimana sebuah klub profesional Eropa dikelola, mulai dari training ground yang modern, sistem kepelatihan, hingga manajemen tim secara keseluruhan. Ia menyaksikan bagaimana Como membangun pondasi yang kuat tidak hanya di sisi sepak bola, tetapi juga di sektor lain seperti lini usaha dan kerja sama komunitas.

Salah satu target utama Kurniawan selama di Como adalah mendapatkan lisensi kepelatihan UEFA Pro. Ini adalah lisensi tertinggi di Eropa yang diakui secara internasional, membuka pintu baginya untuk melatih di level yang lebih tinggi di masa depan. Dukungan dari Como dan Mirwan Suwarso dalam proses ini menunjukkan komitmen klub terhadap pengembangan staf pelatihnya.

Pengalaman hidup dan bekerja di Italia memberinya pemahaman langsung tentang budaya sepak bola yang kaya di sana, termasuk taktik, filosofi bermain, dan interaksi antara pemain, pelatih, dan penggemar.

Masa Depan Sepak Bola Indonesia 

Kembalinya Kurniawan Dwi Yulianto ke Indonesia dengan segudang pengalaman dari Como 1907 membawa harapan besar bagi masa depan sepak bola Tanah Air. Pengetahuannya yang mendalam dan wawasan globalnya dapat memberikan manfaat signifikan dalam berbagai aspek.

Kurniawan dapat berbagi ilmu dan pengalaman yang ia dapatkan di Como kepada pelatih-pelatih muda Indonesia lainnya. Ini akan membantu meningkatkan standar kepelatihan di berbagai level, dari usia dini hingga profesional. Pemahaman tentang mentalitas pemain, strategi latihan, dan manajemen tim ala Eropa akan sangat berharga.

Dengan pengalamannya berinteraksi dengan pemain muda Como, Kurniawan dapat menjadi mentor yang efektif bagi talenta-talenta muda Indonesia. Ia bisa menanamkan pentingnya dedikasi, disiplin, dan fokus pada pengembangan diri sejak dini, yang seringkali menjadi pembeda antara pemain biasa dan pemain profesional sejati.

Ilmu yang didapatnya tentang sistem pembinaan di Como dapat diaplikasikan untuk memperbaiki dan mengembangkan kurikulum di akademi-akademi sepak bola di Indonesia. Hal ini mencakup aspek teknis, taktis, fisik, dan terutama mental.

“Coach Kurniawan yang kami harapkan bisa membawa ilmu dan racikannya dari Liga Italia dan Timnas Indonesia ke dalam PSPS musim ini,” harap CEO PSPS, Effendi Syahputra, dalam akun Instagram @pspsriau. []

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar