Home » Pelajaran dari Bangkitnya Como 1907 untuk Masa Depan Komunitas Sepak Bola Indonesia

Pelajaran dari Bangkitnya Como 1907 untuk Masa Depan Komunitas Sepak Bola Indonesia

oleh Fans Como Indonesia
A+A-
Reset
Membangun Komunitas Sepak Bola: Pelajaran dari Como 1907 untuk Masa Depan Sepak Bola Indonesia

Dalam kancah sepak bola modern yang semakin didominasi oleh investasi besar dan persaingan ketat, kisah Como 1907 menonjol sebagai contoh unik. Klub Italia yang kini dikelola oleh Grup Djarum asal Indonesia ini berhasil menorehkan prestasi gemilang. Dalam kurun waktu lima tahun berhasil membawa klub kasta terbawah Italia atau Serie D, menuju puncak piramida sepak bola Negeri Pizza alias Serie A.

Selain itu, sebagai tamu di Como, Group Djarum juga berhasil meyakinkan keseriusannya dengan pendekatan yang berpusat pada komunitas lokal dan pembangunan komunitas masa depan dapat menjadi kunci kesuksesuan jangka panjang.

Benarkah Como 1907 Lebih dari Sekadar Klub Sepak Bola?

Kebangkitan Como 1907 dari keterpurukan finansial hingga kembali ke Serie A dalam waktu singkat adalah bukti nyata visi Grup Djarum. Namun, di balik strategi berbasis data dan investasi pada pemain bintang, ada filosofi yang lebih dalam yakni menjadikan klub sebagai bagian tak terpisahkan dari denyut nadi kota Como. Pendekatan humanis ini, yang dipimpin oleh Presiden Mirwan Suwarso, telah berhasil merebut hati penduduk lokal dan membangun fondasi penggemar yang kuat untuk masa depan.

Dua program komunitas Como 1907 yang paling menonjol dan patut dicermati adalah:

Program “1 Bayi 1 Jersey”: Ini adalah inisiatif yang sangat menyentuh dan simbolis. Setiap bayi yang lahir di kota Como secara otomatis akan menerima jersey resmi Como 1907. Program ini bukan sekadar pemberian hadiah, melainkan sebuah pernyataan kuat tentang bagaimana klub ingin menanamkan rasa kepemilikan dan kecintaan pada klub sejak usia paling dini. Bayangkan seorang anak tumbuh besar dengan jersey klub kota kelahirannya, sebuah ikatan emosional yang terbentuk bahkan sebelum mereka bisa berjalan. Ini adalah investasi jangka panjang dalam membangun basis penggemar yang loyal dan die-hard.

Kemudian, pemberian tiket pertandingan gratis untuk anak-anak. Como 1907 juga aktif memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk menonton pertandingan secara gratis. Inisiatif ini membuka pintu stadion bagi generasi muda, memungkinkan mereka merasakan atmosfer pertandingan secara langsung, melihat idola mereka beraksi, dan jatuh cinta pada sepak bola.

Pengalaman langsung ini jauh lebih efektif dalam menciptakan penggemar sejati dibandingkan sekadar menonton dari televisi. Ini adalah cara proaktif untuk memastikan bahwa ada aliran penggemar baru yang terus-menerus, yang akan mengisi tribun di masa depan.

Apalagi ketika menonton tim kesayangan mereka, anak-anak cenderung mengajak orang tua mereka untuk mendampingi. Suasana meriah dan tak jarang haru yang terjadi dalam drama 90 menit di lapangan bersama keluarga barangkali akan menjadi momen yang paling layak dikenang ketika kelak mereka dewasa.

Membangun Ikatan dan Masa Depan

Kedua program ini memiliki dampak yang sangat positif di Como karena menciptakan ikatan emosional yang kuat antara klub dan komunitas masyarakat di wilayahnya. Klub tidak hanya dilihat sebagai tim yang bermain di lapangan, tetapi sebagai entitas yang peduli dan berinvestasi pada masa depan kota dan warganya.

Dengan menanamkan kecintaan pada klub sejak dini, Como 1907 secara efektif membangun basis penggemar yang loyal untuk puluhan tahun ke depan. Anak-anak yang mendapatkan jersey atau tiket gratis hari ini adalah mereka yang kelak senantiasa hadir di pinggir lapangan saat tim kesayangan mereka bertanding. Atau bisa jadi, mereka akan melakukan hal yang sama kepada anak-anak mereka, yakni membawa ke lapangan ketika Como 1907 bertanding.

Inisiatif ini mendorong keterlibatan yang lebih luas dari masyarakat dalam aktivitas klub, menciptakan suasana kekeluargaan dan kebersamaan.

Bisakah Model Como Diterapkan di Indonesia?

Sepak bola Indonesia memiliki basis penggemar yang masif dan gairah yang luar biasa. Namun, di tengah antusiasme ini, ada tantangan besar dalam hal pengelolaan klub yang berkelanjutan, pengembangan komunitas yang terstruktur, dan pembangunan basis penggemar yang loyal di luar fanatisme sesaat. Melihat keberhasilan Como 1907, yang secara manajemen dikelola oleh orang Indonesia maka akan timbul pertanyaan: bisakah pendekatan serupa diterapkan di Indonesia?

Secara teori, program seperti yang dilakukan Como 1907 memiliki potensi besar untuk diterapkan di Indonesia, bahkan mungkin dengan dampak yang lebih besar mengingat populasi dan kecintaan masyarakat pada sepak bola.

Indonesia memiliki populasi muda yang sangat besar dan tingkat adopsi digital yang tinggi. Ini adalah komunitas yang sangat subur untuk menanamkan kecintaan pada klub sejak dini. Masyarakatnya pun lebih memiliki tradisi gotong royong dan ikatan komunitas yang kuat. Program-program yang berfokus pada komunitas akan sangat mudah diterima dan didukung.

Tetapi, untuk sampai ke sana ada tantangan yang perlu dilalui. Pertama, infrastruktur stadion dan manajemen klub yang profesional adalah syarat wajib untuk memberikan keamanan serta kenyamanan bagi anak-anak dan keluarga untuk hadir di stadion.

Kedua, untuk melakukan program berkelanjutan seperti Como membutuhkan komitmen jangka panjang dari manajemen klub. Artinya, klub harus menyelesaikan terlebih dahulu masalah finansial dan membuatnya stabil untuk mendukung program pembangunan komunitas yang berkelanjutan.

Apalagi di Indonesia, pengambilalihan klub seringkali digunakan untuk kebutuhan politis dan jangka pendek. Basis penggemar sepak bola kerap dijadikan pijakan dukungan untuk pemenangan pemilu yang sifatnya 5 tahunan dan sementara. Jarang pemilik atau pengurus klub berorientasi untuk jangka panjang dan bekelanjutan.

Tetapi, saya tidak mau bermimpi lebih jauh, setidaknya kisah Como 1907 adalah bukti bahwa sepak bola modern tidak hanya tentang uang dan taktik, tetapi juga tentang hati dan komunitas.

Bagi sepak bola Tanah Air, apa yang dilakukan oleh Group Djarum dengan Como 1907 menawarkan cetak biru yang menjanjikan. Meskipun ada tantangan yang harus diatasi, potensi manfaatnya sangat besar: menciptakan basis penggemar yang lebih loyal, membangun lingkungan sepak bola yang lebih positif, dan pada akhirnya, berkontribusi pada kemajuan sepak bola Indonesia secara keseluruhan.

Dengan komitmen yang kuat dan kolaborasi dari semua pihak, bukan tidak mungkin kita akan melihat lebih banyak klub di Indonesia yang mengikuti jejak Como 1907 dalam membangun komunitas sepak bola yang fantastis.

Artikel Terkait