Home » Pemain Tua Negeri Matador Bertarung di I Lariani

Pemain Tua Negeri Matador Bertarung di I Lariani

oleh Iklil Mara Abidyoga
A+A-
Reset
Pepe Reina, kiper andalan Como 1907 berdarah Spanyol.

Cesc Fabregas membawa para ‘matador’ ke Negeri Pizza. Pelatih muda yang baru berusia 37 tahun tersebut cukup banyak merekrut pemain asal negaranya, Spanyol, untuk bermain di klub yang dilatihnya saat ini, Como 1907.

Dibandingkan dengan negara lainnya yang membela Como, Spanyol menjadi negara kedua terbanyak setelah Italia yang bermain di klub berjuluk I Lariani tersebut.

Ada empat pemain Spanyol yang kini membela Como. Mereka adalah Pepe Reina (42 tahun), Alberto Moreno (32 tahun), Sergi Roberto (32 tahun), dan pemain anyar yang menjadi pembelian termahal mereka (12 juta Euro), Assane Diao (19 tahun).

Selain mereka yang benar-benar memiliki paspor Spanyol, ada juga dua pemain lainnya yang bermain untuk Argentina tapi memiliki darah keturunan dari Spanyol. Mereka adalah Maximo Perrone yang diboyong dari Manchester City dan Nico Paz dari Real Madrid.

Tapi belum selesai sampai di situ. Pasalnya, Como masih akan membeli beberapa pemain asal Spanyol lagi yang akan memperkuat skuad besutan Cesc Fabregas di bursa transfer musim dingin ini. Dua pemain itu adalah: Ivan Fresneda & Ivan Azon!

Talenta Muda Berbakat dari Spanyol

Kedua pemain tersebut bukanlah aset sembarangan. Mereka adalah barang panas yang menjadi rebutan di bursa transfer Januari 2025 ini. Khususnya bagi Ivan Fresneda, fullback yang bahkan juga menjadi incaran klub-klub besar di Eropa.

Mengutip dari Fabrizio Romano, Ivan Fresneda sudah mencapai kesepakatan untuk bergabung dengan Como dari Sporting CP. Status pinjaman dengan kewajiban untuk membeli di akhir musim seharga 10 juta euro.

Fresneda adalah talenta muda Spanyol yang baru berusia 20 tahun. Datang ke Sporting baru di tahun 2023, Fresneda langsung membawa klub yang saat itu masih diasuh oleh pelatih Manchester United sekarang, Ruben Amorim, menjuarai Liga Portugal.

Walau demikian, mesti diakui bahwa belum banyak menit bermain yang didapat oleh pemain yang populer bagi para manajer di game, FM, itu. Alasan tersebut yang mungkin membuat Fresneda memilih Como, alih-alih klub besar seperti Arsenal ataupun Barcelona yang kabarnya juga mengincarnya.

Kesempatan untuk bermain reguler yang lebih besar sepertinya menjadi alasan kuat mengapa Fresneda bersepakat untuk gabung ke Como. Sebuah pilihan tepat bagi pemain semuda dirinya untuk berkembang ke level yang lebih tinggi lagi.

Komposisi Pemain Spanyol di Como

Kehadiran Fresneda dan Azon akan menambah talenta muda asal Spanyol yang bisa menopang Como untuk merangkak di klasemen Serie A saat ini. Kedatangan keduanya juga membuat komposisi pemain Spanyol yang ada di Como juga semakin menarik.

Jika diperhatikan para pemain Spanyol yang didatangkan oleh Fabregas ke Como tidak ada yang dalam ‘golden age’. Melainkan pemain yang sudah tua, dan sisanya adalah talenta-talenta muda.

Pemilihan pemain Fabregas ini mengindikasikan bahwa ia ingin membuat Como menjadi tempat berkembang bagi para pemain muda yang akan mendapatkan pengalaman dari para pemain yang lebih senior.

Bagi para pemain senior seperti, Pepe Reina, misalnya, ia juga bisa memanfaatkan waktu ini untuk menyelami dunia kepelatihan dengan membantu tugas Fabregas mendidik para talenta muda, khususnya bagi para pemain Spanyol yang berada di sana.

Pemain dari negara lain yang direkrut juga banyak yang muda. Tak ada nama megah nan mewah yang diincar Fabregas untuk membela timnya.

Padahal, Como sendiri juga sangat aktif di bursa transfer musim dingin ini, yang menandakan bahwa mereka juga ready secara materi. Tapi bukan prestasi instan yang diincar oleh pelatih asal Spanyol, melainkan proses untuk sama-sama berkembang. Baik bagi para pemain, dan juga untuk dirinya sendiri yang baru saja masuk di dunia kepelatihan.

La Serie A

Como dengan aroma latin saat ini tak hanya terlihat dari skuad yang mulai diisi oleh banyak pemain Spanyol. Melainkan juga permainan yang mereka terapkan saat ini.

Cesc Fabregas membuat Como bermain possesion. Meski mereka adalah klub yang baru promosi, tapi filosofi sepak bola khas Spanyol yang dianut Fabregas membuat Como tetap berani bermain dengan penguasaan bola yang lebih dominan.

Salah satu contohnya seperti saat melawan Lazio pada 11 Januari 2025. Meski melawan klub yang lebih besar dari mereka, Como tetap menguasai possession yang mencapai angka 64%. Dari 5 pertandingan terakhir saja, possession Como selalu lebih dari angka 50%.

Permainan ala matador menjadi sajian khas Fabregas di Negeri Pizza. Bukan tak mungkin apa yang dilakukan Fabregas hari ini bisa membentuk suatu akulturasi permainan ala Spanyol dan Italia yang menghasilkan sesuatu yang baru di dunia sepak bola.

 

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar