Nama Roberto Galia mungkin tidak selalu menghiasi sampul majalah sepak bola di era keemasannya, namun bagi para pecinta Serie A dan khususnya pendukung Como 1907, ia adalah simbol yang tidak tergantikan. Roberto Galia tumbuh sebagai pesepakbola dengan karakter pekerja keras, disiplin, dan juga setia.
Ia menjalani perjalanan karier yang unik, memulai langkah profesionalnya bersama Como 1907, meraih kejayaan bersama Sampdoria dan Juventus, lalu menutup kariernya di tempat segalanya dimulai, Como 1907. Kisah hidupnya adalah gambaran tentang bagaimana seorang pemain bisa menjadi penghubung antara kejayaan nasional dan identitas lokal yang tak pernah luntur.
Roberto Galia lahir di Trapani, Italia pada 16 Februari 1963 (62 tahun), berposisi sebagai gelandang bertahan ketika menjadi pemain. Ia tercatat pernah membela beberapa klub Italia seperti Como 1907, Sampdoria, Hellas Verona, Juventus, dan Ascoli. Karier profesionalnya dimulai dari Como 1907 pada musim 1980/81 hingga 1982/83 sebelum memulai perjalanan di beberapa klub.
Memulai Karier di Como 1907, Meraih Kesuksesan Bersama Juventus dan Sampdoria
Pada musim 1983/84, ia bergabung dengan Sampdoria dan bermain selama tiga musim untuk La Samp. Ia mencatatkan 103 penampilan bersama Sampdoria, mencetak empat gol dan satu assist serta berhasil mempersembahkan Scudetto di musim 1984/85. Kemudian ia melanjutkan kariernya di Hellas Verona dari musim 1986/87 hingga 1987/88.
Bersama Hellas Verona, Roberto Galia mencatatkan 77 penampilan dan mencetak 10 gol di semua kompetisi. Di musim 1988/89, Roberto Galia bergabung dengan Juventus tempat di mana masa keemasannya berlangsung. Selama enam musim membela la Vecchia Signora, ia berhasil membantu klub meraih gelar domestik dan Eropa.
Dari 225 penampilannya bersama Juventus, Roberto Galia mencetak 11 gol dan 9 assist, menjuarai Serie A (1989/90) dan UEFA Europa League (1898/90 dan 1992/93). Setelah meraih beberapa gelar, ia memutuskan untuk pindah ke Ascoli pada musim 1994/95 di paruh pertama dan mencatatkan 7 penampilan, sebelum akhirnya kembali ke Como 1907 pada paruh kedua.
Pada periode kedua ini, Roberto Galia membela Como 1907 selama dua setengah musim sebelum akhirnya memutuskan pensiun di tahun 1997. Dari dua periodenya membela Como 1907, Roberto Galia telah mencatatkan 154 penampilan, mencetak delapan gol dan satu assist untuk Il Lariani. Saat menjadi pemain, Roberto Galia dikenal memiliki banyak kemampuan dalam bermain.
Ia tangguh dalam duel fisik dan intersep, mampu bermain sebagai gelandang bertahan maupun bek. Visi permainan yang dimiliki cukup tajam, sangat disiplin dalam menjaga posisi dan mampu untuk mengatur keseimbangan lini pertahanan. Setelah memutuskan pensiun sebagai pemain, Galia melanjutkan karier sebagai pelatih.
Memulai Karier Pelatih di Como 1907 Sebagai Asisten dan Gagal
Tidak bisa terlepas dari Como 1907, ia memulai karier kepelatihan sebagai assisten pelatih Il Lariani pada tahun 2001 hingga 2004 di bawah pelatih kepala Loris Dominissini dan Eugenio Fascetti. Pada tahun 2004, Roberto Galia diangkat sebagai pelatih kepala Como 1907. Ia kemudian digantikan oleh Simone Boldini karena gagal membawa Como 1907 bangkit dan harus turun kasta ke Serie C.
Roberto Galia kemudian melanjutkan kariernya dengan melatih FC Chiasso, Pro Vercelli, SV Turate Verbano, dan AC Bellinzona. Ia juga sempat kembali ke Como 1907 menjadi coordinator tim junior dan pelatih kepala Tim Primavera Como 1907 (U19). Sebagai pelatih, ia dikenal mengedepankan keseimbangan lini pertahanan dan serangan, organisasi tim, dan pembinaan pemain muda.
Sejarah Como 1907 tak bisa dilepaskan dari sosok Roberto Galia. Ia bukan hanya sekadar pemain yang pernah mengenakan seragam biru Il Lariani, melainkan juga penjaga identitas klub di tengah arus besar sepak bola Italia. Kemanapun ia berjalan, Como 1907 akan tetap menjadi tempatnya untuk kembali.
Dari kemenangan di level Eropa bersama Juventus hingga momen-momen emosional saat kembali ke Como 1907, perjalanan Galia menyatukan berbagai babak dalam kariernya menjadi satu cerita utuh. Hari ini, namanya tetap dikenang sebagai legenda yang memberi makna lebih dari sekadar trofi, yaitu dedikasi, loyalitas, dan cinta tanpa syarat untuk klub masa kecilnya.